Introduksi Film Eternals
Film Eternals menjadi salah satu film paling ambisius Marvel Cinematic Universe. Dirilis tahun 2021, film ini membawa nuansa yang jauh berbeda dibanding film MCU sebelumnya. Kalau biasanya kita lihat kisah superhero modern penuh humor khas Marvel, kali ini yang disajikan adalah cerita filosofis, melankolis, dan penuh dengan pertanyaan besar tentang makna hidup.
Film Eternals memperkenalkan sekelompok makhluk abadi yang telah diam-diam menjaga bumi selama ribuan tahun. Dengan arahan sutradara pemenang Oscar, Chloé Zhao, film ini tampil dengan gaya sinematik yang lebih artistik, menonjolkan visual lanskap epik, serta cerita penuh refleksi. MCU jadi lebih luas, karena film ini membuka bab tentang kosmologi, Celestial, dan konsep besar seputar penciptaan semesta.
Latar Belakang Produksi Film Eternals
Marvel Studios sengaja menjadikan film Eternals sebagai jembatan besar menuju narasi kosmik.
- Disutradarai Chloé Zhao, sutradara yang dikenal lewat Nomadland dengan gaya sinematografi natural.
- Produksi film dilakukan di lokasi nyata seperti Canary Islands, Inggris, dan Spanyol, untuk menghadirkan nuansa bumi dari ribuan tahun lalu.
- Marvel ingin menampilkan superhero yang lebih beragam, dengan aktor dari berbagai latar belakang etnis dan gender.
Dengan film Eternals, MCU mencoba masuk ke ranah baru: bukan hanya soal pahlawan menyelamatkan kota, tapi makhluk abadi yang ikut menentukan jalannya sejarah manusia.
Sinopsis Film Eternals
Film Eternals bercerita tentang sekelompok makhluk abadi ciptaan Celestial bernama Arishem. Mereka ditugaskan untuk tinggal di bumi dan melindunginya dari monster buas yang disebut Deviants.
Sepuluh anggota Eternals ini hidup di bumi selama ribuan tahun, berpura-pura menjadi manusia biasa, dan memengaruhi jalannya peradaban tanpa benar-benar ikut campur. Namun, ketika Deviants tiba-tiba kembali, para Eternals harus berkumpul lagi setelah berpisah lama.
Plot berkembang ketika mereka menyadari bahwa tugas sebenarnya bukan hanya melawan Deviants, tetapi juga mempersiapkan bumi untuk kebangkitan Celestial baru. Dilema muncul: apakah mereka harus tetap setia pada misi Celestial atau melindungi manusia yang sudah mereka cintai selama ribuan tahun?
Karakter-Karakter Utama dalam Film Eternals
Film Eternals punya ensemble cast besar dengan beragam karakter, masing-masing membawa kekuatan unik.
- Sersi (Gemma Chan) – Bisa mengubah materi jadi bentuk lain, penuh kasih dan jadi jembatan dengan manusia.
- Ikaris (Richard Madden) – Mirip “Superman”-nya MCU, bisa terbang dan menembakkan energi dari matanya.
- Thena (Angelina Jolie) – Prajurit tangguh dengan senjata energi kosmik.
- Kingo (Kumail Nanjiani) – Menggunakan kekuatan energi tapi memilih hidup sebagai aktor Bollywood.
- Sprite (Lia McHugh) – Abadi tapi terjebak dalam tubuh anak kecil, penuh rasa iri dan dilema.
- Phastos (Brian Tyree Henry) – Jenius teknologi, yang diam-diam memberi inspirasi pada peradaban manusia.
- Makkari (Lauren Ridloff) – Speedster tuli, salah satu karakter difabel pertama di MCU.
- Druig (Barry Keoghan) – Bisa mengendalikan pikiran manusia, penuh konflik batin.
- Gilgamesh (Don Lee) – Prajurit kuat dengan hati lembut, pelindung Thena.
- Ajak (Salma Hayek) – Pemimpin Eternals dengan kemampuan penyembuhan, punya hubungan khusus dengan Arishem.
Kehadiran karakter yang beragam membuat film Eternals jadi simbol representasi modern di dunia superhero.
Tema dan Pesan Moral Film Eternals
Marvel ingin membuat film Eternals lebih dari sekadar film superhero. Ada beberapa tema besar yang diangkat:
- Kehidupan dan kematian – Apakah bumi layak dikorbankan demi kelahiran Celestial baru?
- Identitas dan makna hidup – Para Eternals, meski abadi, tetap mencari tujuan hidup mereka.
- Keluarga dan perbedaan – Meski satu tim, mereka punya konflik internal yang kompleks.
- Cinta abadi – Hubungan Sersi dan Ikaris, serta dilema cinta di tengah misi besar.
Dengan cara ini, film Eternals bukan hanya hiburan, tapi juga refleksi filosofis.
Adegan Ikonik dalam Film Eternals
Ada banyak momen yang bikin film Eternals memorable.
- Pertarungan awal melawan Deviants di Mesopotamia.
- Ikaris melawan seluruh Eternals di klimaks film, menegaskan perannya sebagai semi-villain.
- Kematian Ajak dan Gilgamesh, yang memberi emosi mendalam.
- Sprite yang memilih menjadi manusia demi hidup normal.
- Post-credit scene dengan kemunculan Eros (Harry Styles) dan Black Knight (Kit Harington).
Setiap adegan menegaskan betapa luasnya semesta MCU lewat film Eternals.
Visual dan Efek Spesial Film Eternals
Chloé Zhao sengaja menggunakan banyak pengambilan gambar nyata untuk film Eternals. Lanskap alam seperti gurun, hutan, dan laut dipadukan dengan CGI kosmik sehingga film terasa “epik” secara visual.
Desain kostum Eternals menampilkan nuansa mitologi, dengan sentuhan modern yang memberi kesan abadi. Pertarungan dengan Deviants juga ditampilkan dengan efek CGI detail yang memukau.
Musik dan Soundtrack Film Eternals
Soundtrack film Eternals digarap oleh Ramin Djawadi, komposer yang juga mengisi musik di Game of Thrones. Musiknya megah, emosional, dan penuh nuansa epik. Perpaduan musik orkestra dengan sentuhan modern memberi kesan mistis namun tetap mendukung kisah emosional para karakter.
Respon Kritik dan Box Office
Film Eternals mendapat respon yang cukup campur aduk.
- Di Rotten Tomatoes, film ini hanya mendapat sekitar 47% dari kritikus tapi 75% dari penonton.
- Beberapa kritik bilang ceritanya terlalu berat dan kompleks untuk standar Marvel.
- Namun, banyak yang memuji keberanian Marvel memperluas semesta ke arah filosofis.
- Box office film ini meraih lebih dari $402 juta global, meski rilis di masa pandemi.
Jadi, film Eternals bisa dibilang film paling kontroversial di MCU.
Peran Film Eternals di MCU
Meski kritiknya beragam, film Eternals punya peran penting di MCU.
- Memperkenalkan Celestial, makhluk kosmik raksasa yang jadi kunci cerita multiverse.
- Menambahkan lapisan sejarah MCU dengan makhluk abadi yang hidup sejak awal peradaban.
- Post-credit memberi teaser kemunculan Eros (Harry Styles) dan Dane Whitman/Black Knight (Kit Harington).
- Menjadi fondasi untuk cerita kosmik besar di Phase 5 dan Phase 6.
Pengaruh Budaya Pop
Film Eternals tetap memberi pengaruh besar di budaya pop.
- Jadi film Marvel pertama dengan pahlawan difabel (Makkari) dan pahlawan gay openly (Phastos).
- Angelina Jolie sebagai Thena jadi ikon baru di fandom Marvel.
- Meme dan diskusi soal Ikaris “Superman versi Marvel” jadi viral di internet.
Kesimpulan: Eternals sebagai Eksperimen Marvel
Film Eternals adalah eksperimen Marvel yang berani. Meski nggak semua orang cocok dengan gaya filosofis dan lambatnya, film ini memperluas horizon MCU. Dari pertarungan kosmik, mitologi kuno, hingga representasi modern, Eternals membuktikan bahwa MCU nggak melulu soal humor ringan dan aksi cepat.
Film ini mungkin bukan favorit semua fans, tapi jelas punya peran vital dalam membangun cerita besar MCU ke depan.